A.
Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Botol selai
b.
Pisau cutter
c.
Alat
tulis
d.
Kamera
e.
Jarum jahit
f.
Oven
2. Bahan
a. Koran bekas
b. Kantong plastik 10 kg
c. Kardus ukuran 30 x 40 cm
d. Tali raffia
e. Kertas label ukuran 2 x 3 cm
f. Kertas monting
g.
Kertas kalkir
h.
Benang
i. Larutan alkohol 96 %
j. Larutan FAA
k. Objek
(tanaman)
B. Prosedur Kerja
1. Koleksi sampel di lapangan
a) Mengambil
satu jenis sampel sebanyak 3 buah. Sampel pertama dijadikan herbarium,sampel ke dua untuk diamati bagiannya, dan sampel ke tiga sebagai cadanga.
b) Memasukan sampel tanaman kedalam plastik 10 kg kemudian tutup rapat.
c) M emberi label pada objek dengan kertas label.
2. Pembuatan Herbarium di Laboratorium
a. Pengkoleksian
yaitu memperhatikan morfologis, habitus, habitat, dan lokasi
pengambilan sampel, ekologi, nama daerah, maupun kegunaannya.
b. Pengawetan
setelah dilakukan pengkoleksian, sampel diawetkan dengan menyusun sampel didalam koran, lalu ditumpuk diatas dan dibawahnya diberi kardus ukuran 30 x 40 cm kemudian diikat kuat menggunakan tali rafia. Selanjutnya dimasukan kedalam plastik yang diberi alkohol 96% dan ditutup menggunakan selotip.
c. Pengapitan
Koleksi yang telah diawetkan di pres sampai awetan menjadi pipih. Kemudian dikeluarkan dari plastik dan dimasukan kedalam oven dengan suhu oven 600C. Spesimen tersebut dilapisi dengan kardus pada bagian atas dan bawah kemudian diikat kencang.
Specimen yang telah dikeringkan selanjutnya direkatkan atau di jahit pada kertas monting. Usahakan memilih warna benang jahit yang senada dengan awetan kita, supaya lebih rapi dan indah.
Jangan lupa memberi identitas dengan label disebelah kanan bawah kertas. Kemudian awetan dikelompokan menurut familianya atau tingkat taksonnya dan dimasukan kedalam map dan disimpan pada tempat yang telah disediakan, maka specimen menjadi material ilmiah yang dapat digunakan untuk penelitian.
Sekian, semog bermanfaat :)
Komentar
Posting Komentar